Belum lagi tattoo pertama genap berumur sehari, saya langsung bersiap mau buat lagi. Ini gara-gara ngobrol sama Soca. Dia bilang, bikin lagi yang agak gambar-gambar, gitu Mak. Bagaimana kalau penguin, usul saya. Penguin adalah binatang kesayangannya. Tapi Soca tak setuju. Dia mengusulkan kucing.
Mengapa kucing? Itu binatang kesayangannya di masa kecil. Kami sampai memelihara beberapa ekor di rumah. Tapi setelah Soca pergi, dan ayahnya tutup usia, saya tak lagi berminat. Buat saya kucing agak mengesalkan. Sulit ditebak, susah dipegang, maunya sendiri. Jadi, mengapa Soca usul kucing?
Soca mengejutkan saya dengan jawabannya, “Karena kamu kan kucing, Mak. Coba pikir-pikir, semua kelakuanmu persis kucing. Susah ditebak, maunya sendiri, nemu aja jalan, susah dipegang juga, dan nyawanya ada 9. Angka kamu kan 9, Mak.” Eh, begitu ya?
“Buat tattoo kucing, Mak buat kita. Aku suka sama kucing barangkali karena Mak nya kucing.” Dan jadilah saya membuat tattoo kedua, di hari kedua: kucing.
Mas Munir, kaget lagi hahahaha.
Sambil menyiapkan si kucing, kami banyak cerita. Dan tiba-tiba hari itu, kucing jadi sangat masuk akal menjadi tattoo kedua. Posisinya di mana? Mas Munir mengusulkan di bawah tengkuk. Nggak ada yang lihat dong? Betul, tetapi saya tahu dia ada di situ. Dan ketika saya lupa, ada orang lain yang melihat dan mengingatkannya kepada saya. Mungkin persis seperti bagaimana kita melihat diri sendiri. Kita kenal baik, meski tak harus melihat tiap hari. Dan ketika lupa, ada yang mengingatkan.
Proses tattoo kedua, ternyata begitu menenangkan, sampai saya hampir tertidur. Seperti kemarinnya, Mas Munir kembali mengingatkan untuk tidak kena sabun, dan rajin diolesi lotion yang ia berikan. Oya, lotion ini harumnya enak banget. Menenangkan juga.
Jadi sudah 2 tattoo.
Tetapi, saya mau buat sesuatu lagi. Maka setelah kucing, saya kembali lagi keesokan harinya (tiga hari berturut-turut). Sekali ini saya mau buat dua sekaligus. Yang satu, berupa tulisan tangan. Yang satu lagi saya minta dibuatkan oleh Mas Munir, berangkat dari tanda titik-koma, semicolon.
Malamnya, sehabis kerja, saya ke sana lagi.
Saya suka sekali dengan eksekusi yang dibuat Mas Munir. Dipasang di atas mata kaki. Sekali ini terasa lebih “menggigit” dari sebelumnya. Juga lebih lama, karena gambarnya berupa blok hitam. Si titik-koma ini saya persembahkan buat anak-anak virtual saya yang merasa sendirian, putus asa, dan tak punya teman untuk berbagi.
Dan yang kedua untuk malam itu: tulisan sendiri sebagai pengingat buat saya yang suka menunda, karena merasa selalu ada waktu. Nah, buat yang ini hampiiiiiiiir terjadi malapetaka. Penyebabnya? Saya sendiri! Saking isengnya mengulang-ulang tulisan, tiba-tiba kata-kata yang saya tuliskan itu berubah isinya. Dan yang berubah itu lah yang saya kirim ke Mas Munir. Pas lagi dikerjakan, tiba-tiba saya tersadar ketika melihat tulisan yang sudah ditempel, dan sedang dikerjakan separoh. Woiiii salah!
Huaduh, huaduh! Untung banget (tetep untung), Mas Munir menulisnya dari belakang. Kalau nggak, ya hancur sempurnalah. Windy yang menemani malam itu tertawa tak habis-habis. Nggak kebayang kalau bablas salah. Kacau sekali!
Empat tattoo sudah. Seorang teman yang baru kenal di sana, berteriak, “Bikin jadi ganjil, Mbak. Genap itu nggak bagus!” Eh! Kok tahu saya masih mau bikin satu lagi?
Sebelum balik ke Jakarta naik kereta malam, siang harinya saya membuat satu tattoo lagi yang akan selalu mengingatkan saya pada negeri Soca yang baru, pada harapan yang saya sematkan untuknya: kehormatan, nasib baik, kesetiaan, dan umur panjang. Dan hadirlah tattoo ke lima (ganjil, oi ganjil!) di pergelangan tangan kanan: Orizuru.
Mengapa tiba-tiba punya tattoo? Karena saya menginginkannya. Setiap waktu adalah tepat, menurut saya. Termasuk urusan bertattoo ini. Akankah bosan nanti? Rasanya tidak, karena apa yang saya miliki ini punya arti penting buat saya. Tak akan terhapus.
Oya, ini alamat Mas Munir, siapa tahu teman-teman ada yang mau buat juga
MK Tattoo Art -Jl. Harjono PA II no.122, Gunungketur, Pakualaman, Kota Yogyakarta. IG: @munirkusranto_tattoo
#tattoos#myfirsttattoos#munirkusranto#mktattooart#tattoo artist#orizuru#time is running out#cat tattoo#semicolon